Sampah plastik menjadi salah satu permasalahan lingkungan. Ada lima alasan terkait dengan permasalahan ini. Pertama, plastik sangat sulit hancur secara alami yaitu lebih 20 tahun. Kedua, plastik dibuat memakai minyak bumi (tak terbarukan). Ketiga, membakar sampah plastik menyebabkan zat-zat beracun, misal dixoin.
Keempat, plastik tersusun dari polimer dan dimasukkan sejenis bahan pelembut (plasticizers) supaya plastik bertekstur licin, lentur dan mudah dibentuk. plasticizers bisa mengkontaminasi makanan panas sehingga plasticizers dan monomer-monomernya makin cepat keluar dan pindah ke makanan lalu masuk dalam tubuh.
Kelima, kantong plastik kresek yang biasa dipakai sehari-hari mengandung zat karsinogen berbahaya.
Terkait dalam pengolahan limbah plastik, Perpustakaan Lentera Ilmu Desa Gembong yang difasilitasi Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purbalingga mengadakan Pelatihan Pengolahan Limbah. Kegiatan yang masuk dalam Program Perpuseru untuk Perpustakaan Desa dan TBM ini melibatkan kelompok perempuan sebagai penerima program.
RR Hendarti, S.Sos, berbagi tentang pemanfaatan sampah agar menjadi berkah. Menurutnya, ada banyak sampah yang bisa diolah menjadi bahan kerajinan. Misalnya, tas kresek, bungkus makanan ( kopi/mie instan dll), gelas minuman ringan, botol minuman, kain perca, sisa kayu, sisa bambu, dan pelepah pisang. Bahan tersebut bisa dimodikasi dengan bahan lain seperti, tali kur, kain flannel, paku, kawat, dan lem bakar.
Peserta praktik bersama membuat tas dari bungkus makanan pada Kamis (6/4) di Aula Wangsadikara Balai Desa Gembong. Selain itu, mereka membuat bunga dari tas kresek dan botol minuman plastik.